Menurut laporan, Kepala Humas Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Aries Setyanto mengatakan, Malaysia berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di wilayah perbatasan Kalimantan Barat.
Menurut Aries, Malaysia pernah melakukan studi ke Indonesia untuk mempelajari bagaimana menerapkan pembangunan pembangkit dengan mementingkan keselamatan pada 2007. “PLTN Malaysia rencananya akan dibangun pada 2019 mendatang. Intinya mereka sudah siap bangun di perbatasan Kalbar,” katanya kemarin. Aries mengungkapkan, Indonesia tidak bisa melarang karena Malaysia membangun tidak masuk dalam wilayah Indonesia.
Hanya, pihaknya meminta faktor keamanan dalam pendirian PLTN bisa diperhatikan serius, mengingat lokasi pembangunan tersebut berdekatan dengan wilayah negara lain.“Kita tidak bisa melarang. Namun jika terjadi dampak, Indonesia bisa melakukan protes ke Malaysia,”urainya. Sementara itu,Kepala Bapeten As Natio Lasman mengatakan bahwa pembangunan yang rencananya dilakukan Malaysia tentu akan mendapatkan pengawasan langsung dari lembaga atom internasional (IAEA).
“Apabila tidak memenuhi standar keselamatan, tentu tidak akan diizinkan melakukan pembangunan pembangkit,”ujarnya. Dia menerangkan nuklir bukan merupakan sesuatu yang harus ditakuti, karena selama ini sebenarnya pemanfaatan nuklir sudah banyak dilakukan di Indonesia.Hanya diakuinya, penggunaan tersebut belum ada yang ditujukan sebagai sumber energi.
Aries menuturkan fondasi awal penggunaan teknologi nuklir sudah dimulai sejak era orde lama.Bahkan,inisiatif tersebut sudah ada sebelum Korea Selatan memiliki inisiatif untuk melakukannya. “Kini kondisi tersebut berbalik, Indonesia sudah tertinggal jauh dibanding Korea Selatan, yang menjadi salah satu pendiri pembangkit nuklir terbaik di dunia,”ujarnya.
Hanya, pihaknya meminta faktor keamanan dalam pendirian PLTN bisa diperhatikan serius, mengingat lokasi pembangunan tersebut berdekatan dengan wilayah negara lain.“Kita tidak bisa melarang. Namun jika terjadi dampak, Indonesia bisa melakukan protes ke Malaysia,”urainya. Sementara itu,Kepala Bapeten As Natio Lasman mengatakan bahwa pembangunan yang rencananya dilakukan Malaysia tentu akan mendapatkan pengawasan langsung dari lembaga atom internasional (IAEA).
“Apabila tidak memenuhi standar keselamatan, tentu tidak akan diizinkan melakukan pembangunan pembangkit,”ujarnya. Dia menerangkan nuklir bukan merupakan sesuatu yang harus ditakuti, karena selama ini sebenarnya pemanfaatan nuklir sudah banyak dilakukan di Indonesia.Hanya diakuinya, penggunaan tersebut belum ada yang ditujukan sebagai sumber energi.
Aries menuturkan fondasi awal penggunaan teknologi nuklir sudah dimulai sejak era orde lama.Bahkan,inisiatif tersebut sudah ada sebelum Korea Selatan memiliki inisiatif untuk melakukannya. “Kini kondisi tersebut berbalik, Indonesia sudah tertinggal jauh dibanding Korea Selatan, yang menjadi salah satu pendiri pembangkit nuklir terbaik di dunia,”ujarnya.
Sumber : Seputar Indonesia