Bangun Pendidikan di Perbatasan!

Salah satu persoalan yang memicu polemik di perbatasan tak lepas dari dunia pendidikan. Selama ini pemerintah terkesan tidak memerhatikan pendidikan di kawasan perbatasan RI-Malaysia, di Kalimantan Barat.

Perbatasan Harus Kuat

Perbatasan : pemerintah harus memberikan perhatian yang lebih karena dimensi yang terlibat cukup kompleks, seperti pertahanan-keamanan, ekonomi, dan sosial budaya

Perbatasan Harus Sejahtera

Anggapan yang menyedihkan : Malaysia selama ini mengelola wilayah perbatasan secara lebih baik dibanding Indonesia

Selamatkan Perbatasan

Wilayah perbatasan : merujuk pada problematika masyarakat di wilayah perbatasan yang didominasi oleh minimnya infrastruktur dan rendahnya tingkat ekonomi warga

Archive for January 2013

Bandar Udara di Perbatasan Indonesia - Malaysia Diresmikan

Sakah satu daerah di perbatasan Indonesia - Malaysia
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak meresmikan terminal bandar udara (bandara) di perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kabupaten Malinau, Sabtu.

"Bandar Udara Kolonel R.A. Bessing ini merupakan bandara lintas perbatasan, namun ada juga penerbangan menuju Kota Tarakan oleh maskapai penerbangan Susi Air yang operasionalnya menggunakan dua pesawat," ungkap Awang Faroek Ishak pada peresmian terminal Bandara Kolonel R.A. Bessing di Malinau sebagai rangkaian kunjungan kerja gubernur di wilayah utara Kaltim yang berlangsung 9 hingga 15 Juli 2012.

Bandara Kolonel R.A. Bessing, kata dia, dibangun sejak 2009 dan berhasil diselesaikan pada 2010 dengan dana Rp16 miliar yang bersumber dari APBD Kaltim. Bandara R.A. Bessing itu, lanjut Awang Faroek Ishak, sempat "mangkrak" selama hampir dua tahun karena dalam pengelolannya masih membutuhkan persyaratan dari pemerintah pusat khususnya Kementerian Perhubungan.

"Pada 2012 ini prosesnya sudah rampung sehingga pengelolaannya akan diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Malinau," kata Awang Faroek Ishak.

Luas keseluruhan Bandara R.A. Bessing, kata dia, yakni 48 hektare dengan landas pacu sepajang 1.600 meter namun fungsionalnya baru dioperasionalkan 1.400 meter.

"Bangunan terminal Bandara R.A. Bessing berlantai dua dengan luas 1.500 meter persegi dan merupakan terminal tereluas kedua di kabupaten/kota di Kaltim setelah Bandara Kalimarau, Kabupaten Berau yang memiliki luas 9.000 meter persegi," katanya.

"Panjang landasan pacu 1.6000 namun fungsional hanya 1.400 meter dan sisanya belum difungsionalkan karena memang pesawat yang mendarat hanya jenis Casa dan ATR. Namun, kemungkinan besar maskapai Wing Air mau masuk ke daerah utara dan optimalasiasi landas pacu sudah bisa digunakan," ungkap Awang Faroek Ishak.

Sementara, Bupati Malinau, Drs. Yansen TP, M.Si, mengatakan, Bandara R.A. Bessing itu akan membuka isolasi sejumlah wilayah yang ada di perbatasan.

"Beberapa wilayah yang ada di perbatasan masih sulit dijangkau melalui perjalanan darat sehingga keberadaan bandara ini diharapkan akan membuka isolasi beberapa kecamatan Kabupaten Malinau," kata Yansen TP.

Sumber : Antara Source » http://www.wakrizki.net/2011/02/membuat-komentar-facebook-sederhana.html#ixzz1iqMzJQhE

TNI di Kalimantan Jadi Guru di Perbatasan

Foto : makassar.tribunnews.com
Di kawasan perbatasan dan daerah terpencil lainnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak hanya menjalani fungsi pengamanan dan keamanan tapal batas negara. TNI rupanya tersentuh untuk terjun ke pengembangan pendidikan bagi warga di perkampungan-perkampungan di daerah terpencil.

Salah satunya di perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah sepanjang perbatasan Kutai Barat, Kalimantan Timur. Saat ini TNI tengah membina sejumlah kecil tentaranya untuk tugas yang bukan tugas teritori, melainkan perbantuan tenaga bantuan pendidikan untuk perbatasan.

“Berawal dari perintah panglima bahwa TNI harus terlibat dalam perbantuan dalam segala hal, termasuk ke daerah terpencil dan perbatasan. Salah satunya menjadi tenaga bantuan pendidikan untuk kawasan terpencil dimana kawasan seperti itu tenaga didik sangat kurang,” kata Komandan Kodim 0912 Kutai Barat Letkol Inf Agus Sip, Jumat (5/10/2012).

Keterlibatan tentara dalam tenaga bantuan pendidikan ini, kata Agus, merupakan salah satu perintah yang berlaku untuk berbagai satuan TNI di tanah air. Mabes TNI bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelenggarakan kegiatan tenaga bantuan ini. Khusus di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kubar, Kodim Kubar memilih 20 tentaranya untuk terjun menjadi tenaga didik.

Lokasi yang terisolir, mahalnya harga barang, dan tingginya biaya transportasi ke pedalaman, menyebabkan banyak guru tidak cukup betah bertugas di kawasan terpencil. Jumlah guru pun dinilai kurang untuk warga pedalaman. Karenanya, Kodim 0912 memulai kegiatan tersebut di wilayahnya.

Para guru ini kebanyakan diambil dari tentara yang merupakan warga asli daerah perbatasan dan bertugas di sana. Mereka berlatarbelakang pangkat Sersan Dua, Sersan Mayor dan Kapten yang nantinya bertugas mengajar di tingkat SD dan SMP.

“Semula pemikiran ini muncul sewaktu saya bertugas di Merauke yang adalah daerah perbatasan. Merauke sendiri adalah daerah rawan kriminal dan pelintas batas. Di situ kita menerapkan dan menempatkan prajurit menjadi tenaga guru," kata Agus. Hal serupa akhirnya diterapkan di Kubar.

Kubar memiliki tapal batas sepanjang 138 Km yang berbatasan dengan Malaysia. Terdapat dua kecamatan yang dikategorikan menjadi daerah perbatasan, yaitu Long Pahangai dan Long Apari. Lokasinya sangat jauh dari ibu kota Kubar. Untuk menuju ke daerah itu, perlu menggunakan kapal atau perahu cepat dengan menempuh waktu yang sangat lama.

Sumber : http://www.menkokesra.go.id/content/tni-di-kalimantan-jadi-guru-di-perbatasan Source » http://www.wakrizki.net/2011/02/membuat-komentar-facebook-sederhana.html#ixzz1iqMzJQhE